<body>
Kisah dari kitab Alloh terdahulu
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Wednesday, July 26, 2006
5:27 PM

Dahulu, suatu ketika Rasulullah s.a.w di tanyai umatnya tentang suhuf yang diturunkan kepada Nabi Alloh Musa a.s.
Rasulullah s.a.w pun berkata : sebagian dari kandungan suhuf Nabi Musa a.s adalah :
1. Aku heran pada orang yang telah meyakinkan akan datangnya kematian dan yakin dirinya akan mati dan di tanya tentang amalannya, tetapi mereka masih saja bangga dan gembira di dunia tanpa membuat persediaan.
2. Aku heran kepada orang yang telah meyakini akan adanya Qadar (ketentuan) Alloh, tetapi mengapa mereka marah marah ( bila sesuatu musibah menimpa dirinya ).
3. Aku heran pada orang yang telah meyakini akan adanya hisab ( hari penimbangan amal baik dan buruk ) tetapi mengapa mereka tidak berbuat amal kebaikan.
Rasulullah s.a.w di tanya pula tentang sebagian daripada kitab Taurot, Nabi pun menjawab antara kandungannya ialah :
1. Wahai anak Adam, janganlah kau merasa kuatir akan kekuasaan (pangkat), selagi kau yakin jika kekuasaanKu kekal abadi dan tidak akan hilang selamanya.
2. Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami menciptakan kamu adalah untuk beribadah kepada-Ku, maka dari itu janganlah kamu menyia nyiakan masamu untuk bermain main saja.
3. Wahai anak Adam, Kami tidak mengira akan amalan yang akan kau lakukan esok, sebab itu janganlah kamu cemas akan rizkimu esok.
4. Wahai anak Adam, sesungguhnya bagi kamu ada kewajiban dan ketentuan rizki, sekalipun kamu mengabaikan kewajibanmu terhadap-Ku, sebab aku tidak akan mengabaikan rizki yang telah di tentukan untukmu.
5. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu ridha pada apa apa yang telah Aku berikan kepadamu, maka kamu akan merasakan bahagia lahir bathin. Tetapi jika kamu tidak ridha dengan apa apa yang telah Aku berikan itu, maka kamu akan di kuasai oleh dunia sehingga kamu akan melompat lompat dan melenting kepanasan di padang pasir yang panas.
Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, ketika itupun kau tidak akan memperoleh apa apa selain yang telah aku tetapkan. Bahkan engkau termasuk di golongan yang tercela di sisi-Ku.

posted by Asmaul_Azizah at 5:27 PM | Permalink | 0 commenti
Drama Puisi Victory
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Thursday, July 20, 2006
12:14 PM

Pun .........
Derap langkah kian berjubal
Ciptakan hamparan debu
Warnai udara nan letih
Larik masa tak lagi bersapa
Acuhkan rangkain musibah
Tak hirau akan tangis, lapar, perih
Hingga lubang derita kian menganga
Haruskah merangkak dengan derai peluh
Demi mendaki bukit kemilau
Siapalah yang mampu melangkah di atas kerikil nan tajam
Apalagi sosok ini
Mengapa jalan berduriku belum berujung
Tuhan ........
Begitu terjal hidup
( Semanggi )

Hidup bukanlah tempat meranggas duka, Semanggi
Bukan pula tempat keluh
Hidup itu keyakinan dan perjuangan
Tetaplah berdiri meski kaki menginjak duri
Masih ada angin belai sukma
Masih ada cinta bisa di rasa
Mentari kan luluhkan beku pagi
Ayunkan tapak langkah
Menyongsong hari yang lebih cerah
( Nirwana )

Sesuai waktu yang di tentukan, Minggu 16 Juli 2006, di gelarlah pengajian akbar oleh sebuah organisasi di Hongkong. Tampil sebagai penceramah ketua DPC PKS DKI Jakarta, Ust. Igo Ilham. Dengan tema ceramah Musahabah pengendalian diri di era globalisasi. Ribuan warga Indonesia memenuhi lapangan rumput Victoria Park. Acara ini termaksuk sukses terbukti organisasi yang merupakan gabungan beberapa organisasi ini mampu merubah permadani hijau menjadi lautan jilbab. Subhanalloh ...
Aku dan ketiga temanku mengisi acara dalam ivent tersebut, mewakili Forumku dengan drama puisi. Lintang Trisna berperan sebagai Raflesia, Ilma Niswana berperan sebagai Rose, Itsna Asyari berperan sebagai Semanggi dan aku berperan sebagai Nirwana.
Raflesia dan Rose adalah para pemuja pesona. Bagi mereka kecantikan adalah segalanya. Mereka memandang remeh orag lain yang kecantikannya di bawah mereka. Tapi juga akan syirik jika ada yang melebihi. Raflesia dan Rose salalu bertengkar dan berusaha saling menjatuhkan.
Lain Raflesia, Rose lain pula Semanggi. Semanggi adalah sosok yang merasa hidupnya sangat kejam. Hidup itu penderitaan. Tiada hari yang terlewatkan tanpa keluhan. Tak jarang ia memprotes Tuhan. Menganggap Tuhan telah berlaku tak adil padanya.
Disaat semua orang sibuk dengan kehidupannya, Nirwana datang. Perasaan heran menyelimuti batinnya melihat segala yang terpampang di depan matanya. Nirwana adalah seorang yang lemah lembut, baik hati. Dengan segala cara Nirwana berusaha menyadarkan Raflesia dan Rose. Mengingatkan bahwa semua yang ada di dunia tak akan kekal. Begitu pula dengan pesona mereka. Semua pasti sirna di telan masa kecuali kecantikan yang hakiki, yaitu kecantikan yang hanya bisa di lihat dengan hati.
Nirwana mengingatkan pada Semanggi bahwa hidup tak akan lepas dari cobaan. Karena Tuhan menyanyangi umatnya. Tapi cobaan tak akan di berikan melebihi kemampuan hambanya.
Setelah melalui beberapa fase akhirnya Raflesia, Rose dan Semanggi sadar. Mereka berusaha kembali ke jalanNya dan yakin bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik.
Semula scenario di buat oleh Lintang Trisna. Tapi berdasarkan pertimbangan bahwa karya sendiri lebih mudah di hafal maka kita sepakat membuat puisi sesuai peran masing masing. Hal seperti itu merupakan hal sepele bagi teman temanku, tapi tidak buatku. Aku mesti jungkir balik, kanan kiri, depan belakang, atas bawah. Aku sama sekali tak bisa berpuisi apalagi ini peranku adalah orang baik. Duuh ... rasanya gimana gitu. Puisi jadipun ga berani ngasihkan. Maju mundur maju mundur, takut di tolak, bukannya maju kena mundur kena. Puisi di atas adalah cuplikan dari drama puisi itu.
Jarum jam menunjukkan angka satu waktu HK. Kami bingung, kenapa kami belum tampil padahal sesuai pemberitahuan kami akan tampil sebelum dzuhur. Tak lama kemudian ketua dan wakil ketua forum kami datang, dengan tergesa seorang panitia mendekati. 'Mbak kok baru datang, drama puisinya kami tunggu dari tadi' kata panitia itu sambil memeluk ketuaku. Masya Alloh, kami terkejut ... berarti mereka tidak mengetahui kehadiran kami. Terus apa gunanya lapor kedatangan sampai tiga kali. Rasa marah, jengkel campur jadi satu.
Berhubung waktu sudah mepet, para panitia meminta maaf pada kami karena acara kami terpaksa di delete. Beberapa orang dari organisasi lain protes, mereka menganggap acara itu kurang terkoordinir dan meminta lain kali supaya lebih baik.
Akhirnya kami meninggalkan tempat menuju KJRI, kami belum menunaikan sholat dzuhur. Ah ada ada saja ..
Photobucket - Video and Image Hosting
Photobucket - Video and Image Hosting
Photobucket - Video and Image Hosting

posted by Asmaul_Azizah at 12:14 PM | Permalink | 0 commenti
puisi
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Wednesday, July 19, 2006
6:09 PM

Telaga langit tumpah
Guyur ladang perawan
Lepas insan dari cekik kemarau panjang


Burung tafakur
Dedaunan bertasbih
Bumi memuja
Bersyukur atas segala nikmatNya

posted by Asmaul_Azizah at 6:09 PM | Permalink | 0 commenti
puisi
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Saturday, July 15, 2006
10:06 AM

Ku tatap mentari pagi
Sesak tanya tersemat di hati
Adakah sua esok hari
Ajal kian dekat
Sedang imanku masih tersekat
Ku larut dalam nikmat sesaat
Setan merajaiku
Biuskan ketololan pengabdian
Hingga hari hari kulalui tanpa
sujud pada Nya

posted by Asmaul_Azizah at 10:06 AM | Permalink | 0 commenti
Lelaki tua di bawah jembatan
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Sunday, July 09, 2006
7:01 PM

Guratan duka nampak jelas di wajah tuanya. Sesekali pandangannya di lemparkan ke jalan raya. Menikmati lalu lalang kendaraan yang meninggalkan asap abu abu. Bergelembung gelembung. Menyesakkan dada.

Ini bukanlah pertama kali aku melihat lelaki tua itu. Dulu aku sering menjumpainya di pasar Tsuen Wan. Di bawah escalator menuju lantai satu. Dia berjualan daun bawang. Aku sempat berpikir dapatkah dia bertahan hidup dengan mengandalkan pekerjaan itu ? Seikat daun bawang harganya HK$ 1.00. Sementara satu porsi nasi harganya HK$ 25.00, berarti paling tidak dia harus menunggu lima puluh orang datang membeli dagangannya agar dia bisa makan dua kali sehari. Lalu bagaimana dengan modalnya. Menurutku menunggu orang sebanyak itu bukanlah hal yang mudah, karena di Hongkong daun bawang dapat di peroleh secara cuma cuma ketika membeli sayuran.
Kadang aku melihatnya duduk di tempat istirahat para pengunjung pasar. Dengan sekantong plastic besar besar di sampingnya. Dia akan duduk di sana ketika petugas pasar datang, karena kalau sampai ketahuan dia berjualan di situ, maka para petugas pasar akan mengusirnya.
Terakhir aku melihatnya, ketika dia dengan tergesa memasukkan dagangannya ke dalam kantong plastik. Tiga orang berseragam biru biru berdiri mengelilinginya. Aku duduk di tempat istirahat sambil teru memperhatikannya. Hampir 15 menit aku duduk di sana menunggu hujan reda. Selesai mengemas dagangannya lelaki tua itu berdiri, melangkah pergi dengan menggendong kantong plastiknya. Tertatih dia menerobos lebatnya hujan. Pak tua, apakah saat itu kau menangis ? Apakah air matamu lebih deras dari air hujan yang mengguyur tubuhmu ? Kuperhatikan terus lelaki tua itu, hingga punggungnya lenyap di telan tikungan.
Setelah hampir dua bulan, kini aku melihatnya lagi. Masih seperti dulu, berjualan daun bawang. Cuma tempatnya saja berbeda. Kini dia menggelar dagangannya di bawah jembatan dekat penyeberangan jalan. Aku tak tahu, kenapa kakiku bergerak mendekatinya. “Yat man jung a, emkoi”. Kataku kemudian. Lelaki itu menoleh padaku. Dari jarak yang lumayan dekat aku bisa melihat dengan jelas wajahnya, wajah lelahnya. Tak kutemukan senyum di sana. Matanya mengisyaratkan seperti orang yang putus asa. Dengan gemetar dia mengambil uang dari tanganku. Aku tahu dia gemetar bukan karena takut apalagi segan padaku, tapi karena usialah yang membuat dia begitu.
“Toce sai”. Katanya kemudian, sambil memberiku seikat daun bawang. Dia tersenyum padaku. Subhanalloh, tak kusangka uang satu dollar bisa membuat orang itu tersenyum. Apakah satu dollar itu sangat berharga baginya? Tiba tiba gerimis merembesi batinku.
Di negara maju sperti Hongkong ini, dimana kesejahteraan manula terjamin, masih saja dapat aku temui orang seperti dia. Lalu bagaimana dengan negeriku. Adakah orang seperti lelaki ini ? Mungkin ada, atau mungkin jumlahnya melebihi jumlah bintang di angkasa, hingga kita tak perlu lagi memikirkannya.

posted by Asmaul_Azizah at 7:01 PM | Permalink | 0 commenti
Suara Hati (Puisi)
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

3:29 PM

SUARA HATI
Daun luruh di tiup angin fajar
Iringi buncahan nafsu jiwa
Mengembara
Lintasi gundukan gunung kehidupan
Kala aku tersadar
Aku kehilangan akar
Tubuhku rapuh, melepuh
Jatuh di tengah tengah hiruk pikuk pesta binatang melata
Akankah bintang antarku pulang
Mungkinkah damaiku kembali
Entah kapan
Aku kan terus menunggu
Bersama lenyapnya waktu

posted by Asmaul_Azizah at 3:29 PM | Permalink | 0 commenti
padang mahsyar
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Tuesday, July 04, 2006
11:56 AM

Inikah padang mahsyar itu ? Hatiku menggeliat, tiba tiba sebaris pertanyaan menguap. Hatiku masih berkeliar mencari jawab. Di bawah sengatan matahari ....
Siang itu, minggu 18 Juni 2006. Matahari bersinar dengan garang, menerobos dengan paksa dari balik awan. Seolah ingin membakar apa saja yang ada di permukaan bumi.
Aku dan temanku, Tamy Alvia melangkah memasuki lapangan Victory. Kami berhenti diantara berjubalnya manusia berjilbab yang sedang menanti sholat dzuhur berjamaah. Gerah, panas itulah yang aku rasakan . Aku yakin semua orang yang berada di tengah lapangan merasakan hal yang sama. Tamy yang melihat keadaanku berkali kali mengingatkanku untuk untuk tidak ikut berjamaah. Dia memintaku menepi dan menunggunya di bawah pohon. Mungkin dia takut sesuatu terjadi padaku, karena dia tahu aku tak tahan panas.
Gelaran plastik yang di gunakan alas sholat berseteru dengan matahari. Permadani putih itu memantulkan sinar yang tak bersahabat, menyuguhkan hawa panas. Aku berusaha bertahan. Keringat sebesar biji biji jagung keluar dari pori pori ku. Selesai berjamaah, aku berencana ke masjid Wancai. Di sana ada pengajian dengan penceramah Ust. Rosyadi penemu metode An Nur. Baru saja aku beranjak meninggalakan tempat, tiba tiba Isma menghampiriku. Meminjam mukena. Ku berikan mukena padanya dan menunggunya sampai selesai sholat. Kulihat orang orang semakin banyak memenuhi lapangan. Mereka ingin mendengarkan pengajian. Sehabis dzuhur akan ada pengajian oleh dua ustadzah dari Jakarta dan Malang, serta satu artis muslimah, Wafiq Azizah.
"Panas ya Mbak hari ini". Sapaku pada seseorang yang berada di sebelahku.
"Latihan padang mahsyar Mbak". Jawabnya ringan sambil di iringi sebuah senyuman. Aku tersenyum hambar mendengarnya. Seperti inikah padang Mahsyar ? Ah tidak. Mungkin lapangan ini terlalu indah untuk di sebut padang mahsyar. Lalu seperti apakah padang mahsyar itu. Apakah berupa bentangan sahara dimana anginnya meniupkan pasir dan debu yang panas. Atau berjuta lebih panas dari sahara. Aku jadi merinding. Kali ini keringat dingin yang membanjiri tubuhku. Ya Alloh, Bagaimana mungkin aku bisa menjadi penghuni padang mahsyar akhiratMu, sementara padang mahsyar duniaMu saja aku tak sanggup meenempatinya.
Aku jadi teringat puisi temanku. Nera Andiyanti. Tiap kali mengingat puisi itu, rasa takut selalu menyergap jiwaku. Aku selalu berdoa semoga aku tidak seperti orang yang berada dalam puisi itu.

AKHIR SEBUAH PERJALANAN

Terpuruk, jasadku terlempar
Di luas padang mahsyar diriku terkapar
Meraung memohon diri bernaung
Merangkak, menggapai awan berarak

Namun neraca telah menimbang dengan sempurna
Sekalipun sebesar biji zarah amal terupaya
Luruhlah perjuangan sepi kini
Terganjal sesal tanpa tepi
Dimanakah kesempatan kedua terberikan
Adakah harta dunia sebagai pertolongan

Pasrah!
Hanya rintihan panjang tanpa akhir
Seribu cambukan, sejuta siksaan
Menyusul deru kemalangan
Belas kasih telah sampai titik batas
Meski naas tersekat di ujung nafas
Namun azabNya telah siap membalas

Kenapa janji dulu teringkari
Kenapa kewajiban dulu terabai
Sesal tak lagi sebuah bekal
Ternyata dahaga dunia adalah ketololan
Membuangku jauh dari segala kesalihan

"Mbak ini mukenanya". Suara Isma menyadarkanku. Kuambil mukena itu dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah berbasa basi sebentar aku dan Tamy meninggalkan tempat.
Kami berjalan menyibak kerumunan orang. Sekilas ku lirik ke arah mereka. Mereka mengeluarkan bekalnya. Ada air, ada buah, ada kipas dan masih banyak lagi bekal bekal lainnya. Melihat hal itu, aku jadi melihat pada diriku sendiri. Bekal apakah yang telah aku siapkan untuk menempati padang mahsyar sesungguhnya. Airkah ? Payungkah ? atau aku sama sekali tidak menyiapkan bekal apa apa. Kali ini, air tidak hanya membanjiri tubuhku, tapi juga membanjiri kedua pipiku.
Astaqfirulloh ................

posted by Asmaul_Azizah at 11:56 AM | Permalink | 3 commenti
Kepercayaan
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Monday, July 03, 2006
10:17 AM

Pernahkah kalian di percaya seseorang. Aku yakin semua orang pernah di percaya orang lain. Entah itu masalah besar atau masalah kecil.
Waktu sekolah dulu, temanku suka curhat. Entah itu masalah keluarga ataupun masalah sang arjuna. Aku tak tahu kenapa mereka suka curhat padaku. Bahkan ada seorang teman yang menceritakan rahasia hidupnya. Rahasia itu adalah sesuatu yang tak seharusnya di ketahui orang lain. Bahkan kepada keluarga atau orang tuanya dia tak pernah menceritakan hal itu.
Ada seorang temanku, dia mau kerja ke luar negeri. Dia teman kerjaku waktu di Nico. Cowok itu berencana mau menikah dengan sahabatku, Tina. Entah kenapa dia titip ATM nya padaku sebelum dia berangkat ke luar negeri. Bahkan aku di kasih passwordnya sekalian. Dia berpesan kalau keluarganya perlu uang suruh minta padaku, berarti aku yang harus mengambilkan dengan ATM itu. Aku bingung kenapa mesti aku yang menyimpan ATM nya. Apa yang akan aku katakan bila calon istrinya tau kalau aku yang di titipi ATM tapi bukan dia. Kenapa juga tidak di titipkan pada adiknya. Sepengetahuanku, adiknya adalah anak sholeh, santun, rajin beribadah dan tak mau mengenal makhluk yang bernama cewek. Aku yakin adiknya baik. Tapi, aku tidak mau tanya macam macam. Mungkin ada pertimbangan lain kenapa ATM itu dititpkan padaku. Bukankah kita membantu teman yang perlu bantuan kita adalah hal yang baik. Tak perlu di pertanyakan apa dan kenapa kita membantu mereka.
Hari ini hal semacam itu terulang lagi. Akhir bulan ini temanku akan cuti pulang Indonesia selama dua minggu. ATM nya di titipkan padaku sekalian passwordnya. Aku tak tahu jumlah uang dalam ATM tersebut. Yang jelas jumlahnya tidak sedikit. Itu adalah tabungannya selama empat tahun bekerja di Hongkong. Temanku itu adalah anak yang tak suka menghambur hamburkan uang.
Bagiku kepercayaan semacam ini adalah hal yang luar biasa. Aku sendiri belum tentu mampu melakukannya. Bagaimana tidak, uang itu adalah hasil jerih payah kita diluar negeri. Tapi dengan mudah di titipkan pada orang lain.
Ah teman teman, betapa berat kepercayaan yang kalian berikan. Mampukah aku memikul amanah ini ?

posted by Asmaul_Azizah at 10:17 AM | Permalink | 0 commenti
Tentang Ku
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Name : Asmaul Azizah, Status : still single^_^ P/D.O.B : Malang/** Dec 198*, Location Tuen Tak Garden, Tsuen Wan NT. HK.

(*** Sebagai seorang muslimah bagaimanapun rupa kita, kita akan menjadi cantik ketika mengawali hari dg optimis, dg kebersihan hati, dg tebaran kebaikan dan tentu sebuah senyuman***)

Ya Allah jadikanlah aku ridha dengan apa yg Engkau tetapkan dan jadikanlah barakah apa yg telah Engkau takdirkan. Sehingga tdk kepingin aku menyegerakan apa yg Engkau tunda dan menunda apa yg Eangkau segerakan

YM

.:: azizah_lengloi ::.

.::BAIT UNTUK MAHA.::

MAHA ... Kerlingku tak mampu runtuhkan bukit gersang itu.. Dalam kedahagaan jiwa.. Ku terseok meniti gurun terjal.. Sediakah kiranya oase menampakkan diri.. Hanya demi teukir senyumku..

MAHA ... Sekiranya awan melaluiku.. Dengan melukiskan tetes dingin.. Aku tak mengapa.. Meski bila sang bayu menderu.. Tentulah gigil raga mendera..

MAHA ... Dapatkah aku menyatakan diri Aku setia ! Aku patuh ! Aku meyakini ! Sedangkan lajuku takut-takut..

MAHA ... Dalam gelisah aku meratap.. Jadikan aku bidadari.. Dengan sayap putih.. Menebari sisi dengan aroma kesturi.. Sebagai pertanda jiwaku ada..

MAHA ... Garisi hidupku dengan untaian kalimat.. Yang meluluhkan ego biadap.. Dan hampari tapakku dengan sajadah.. Yang memantapkan pijakan..

MAHA ... Perkenankan ucapku.. Kabulkan harapku..
Photo Ku
Photobucket - Video and Image Hosting


ShoutBox
Name :
Web URL :
Message :
Link Ku

Image hosting by Photobucket