Ragaku tertidur pulas
Di atas pangkuan gemericik gerimis
Pelan ...
Mengalir ...
Genangnya membanjiri diamku
Dan tubuhku tetap pulas
Atau mungkin, takkan menciptakan aroma lagi
Namun, anganku terbang
Menembus lembar violet
Kala itu, engkau merunduk memohon setiaku
Atas asa yang luput dari luputku
Engkau tersedu, ketika gaunku tetap
Berkibar dalam sapaan bayu yang berputar - putar
Masa itu
Engkau mempersembahi aku tahta dan putih mahkota
Yang entah, berdengung ... memohon ...
Engkau tetap hujam tatapku yang juga menghujam tekatmu
Perlahan, kau berpeluh saat aku tersenyum dan berpaling
Violet pudar, berganti diriku
Berdiri menghadap awan yang berarak
Satu - satu
Mencarimu yang mungkin berlutut di sana
Atau mengajariku bersujud
Satu, tujuh, sembilan ...
Hingga masa lupa tak terhitung
Jiwaku kalut demi engkau yang terbujur
Sebelum mampu bersujud