Pesanmu tuk mengatupkan sayap tak tersampaikan
Hasrat itu masih berkepak
Di batas duniamu, hanya di batas
Tak tertarik untuk merengkuhnyakah engkau ?
Setitik cahaya mengendap
Menyelubungi daun kering yang berhenti merintih
Mungkin hangat, mungkinpun telah mati
Tak ingin menjamahnyakah engkau ?
Dulu, kemarin dan menit lalu
Kau tinggalkan satu sentuhan tak berasa
Memaksa langit tuk diam
Di bawahnya, kau lucuti gaun yang lurus
Membentuk lekuk tubuh
Ingatkan, ketika derap langkahmu bergaung
Meninggalkan tubuh telanjang itu
Tanpa berpamitan pada langit yang diam
Atau pada gaun yang lurus
Bumi bergetar lima kali
Di sini langit tetap diam
Meski telah merah
Mungkin marah
Dan tubuh telanjang itu masih elok
Dan aku menyapa Tuhan
Dalam keterasingan sunyi
Ku sudutkan penat dengan menyebut asma - Nya
Dan dirimu jua
Allah Tuhanku
Engkau umiku
Terkenang pada malam - malam dingin
Kau selimuti jiwaku yang menggigil
Dengan alunan sholawat
Memelukku hingga mimpi - mimpi buruk memudar memudar
Engkau umiku
Yang menyengat, peluh mengaliri penatku
Kau berucap, menciptakan langit keteduhan
Engkau umiku
Yang terpisah air udara
Namun tidak jiwa kita
Aku tahu engkau di sana
Engkau berpeluh
Engkau menitikkan air mata
Dan engkau tetap berdoa serta bersholawat
Hidup !
Engkau umiku
Kan kupenuhi harapmu
Aku anakmu yang akan mewarisi lembutmu
Mengikuti gigihmu, atas petunjuk - Nya
Umi .....
Malam begitu sunyi
Aku berharap menyatukan air mata kita
Desah doa kita pada hamparan sajadah
Umi ....
Demi nama Allah
Ku panjatkan pinta
Agar kita cepat bersua
Ragaku tertidur pulas
Di atas pangkuan gemericik gerimis
Pelan ...
Mengalir ...
Genangnya membanjiri diamku
Dan tubuhku tetap pulas
Atau mungkin, takkan menciptakan aroma lagi
Namun, anganku terbang
Menembus lembar violet
Kala itu, engkau merunduk memohon setiaku
Atas asa yang luput dari luputku
Engkau tersedu, ketika gaunku tetap
Berkibar dalam sapaan bayu yang berputar - putar
Masa itu
Engkau mempersembahi aku tahta dan putih mahkota
Yang entah, berdengung ... memohon ...
Engkau tetap hujam tatapku yang juga menghujam tekatmu
Perlahan, kau berpeluh saat aku tersenyum dan berpaling
Violet pudar, berganti diriku
Berdiri menghadap awan yang berarak
Satu - satu
Mencarimu yang mungkin berlutut di sana
Atau mengajariku bersujud
Satu, tujuh, sembilan ...
Hingga masa lupa tak terhitung
Jiwaku kalut demi engkau yang terbujur
Sebelum mampu bersujud
Siapakah yang tidak tahu ?
Jagad ini tak bersudut
Tersekap oleh lorong - lorong dan berserak mantra - mantra
Sosok gelap berdiri di celah remang
Bergumam pada secercah sinar
Diam
Redup
"Tempatku bersudut, dipenuhi diriku yang tersudut"
Dibelakangnya teronggok bangunan indah
Kata orang, tetap tak seindah dirinya !
Tapi kata mrk pula, butuh waktu utk memastikan itu
"Ah, mungkin mata mereka tidak pada tempatnya "
Sosok gelap itu memicingkan mata
Bergumam
Lagi
"mereka berusaha memahamiku, mengapa tak bertanya padaku ?"
Lalu, apakah hanya karena tidak mau menyebarkan sms itu, takdir kita akan berubah ?
Kemudian Rasulullah bersabda : "Sungguh ia telah berdoa kepada Allah dengan nama - namaNya yang paling Agung (Asmaul Husna). Apabila seseorang berdoa dengannya, niscaya di kabulkan dan apabila meminta dengannya niscaya di beri".
Islam adalah agama damai dan sejuk. Kedamaian dan kesejukan islam dapat di lihat dari ajarannya yang sesuai dengan fitrah manusia.